Kamis, 31 Maret 2016

Beasiswa Pasca Sarjana (On-Going) "Bakri Graduate Fellowship"


Salam Hangat,

Teman-teman sekalian yang saya banggakan, sebagaimana yang kita ketahui bahwa sudah banyak beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintahan Indonesia maupun pihak asing mulai dari jenjang SMA sampai jenjang S3. Beasiswa ini pada umumnya memberikan biaya pendidikan mulai dari start semester pertama sampai selesai. Nah, mungkin ada juga nich yang bertanya-tanya, ada gak sih beasiswa bagi kami yang sudah terlanjur masuk Universitas tetapi belum menerima beasiswa ?.
Jawabannya pasti ada dan itu juga banyak loh, baik untuk beasiswa dalam negeri maupun luar negeri. Dalam tulisan saya kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu pemberi beasiswa On-going yaitu beasiswa Bakri Graduate Fellowship yaitu beasiswa yang saya dapatkan ketika berkuliah di Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin (Strata-2). Saya alumi penerima beasiswa BGF (Bakri Graduate Fellowship) tahun 2013 lalu. Tahun ini akan ada lagi seleksi penerima jadi stay tune aja ya di website resmi Bakri Centre Foundation.
Adapun sekilas saya akan share mengenai syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menjadi penerima beasiswa BGF yaitu sebagai berikut :

Syarat Utama Penerima Beasiswa Bakrie Graduate Fellowship (BGF) 2015:
- Mahasiswa penerima beasiswa adalah Warga Negara Indonesia,
- Mahasiswa penerima beasiswa sedang melanjutkan program master (saat ini sedang berada di semester 2) pada 11 universitas mitra Bakrie Center Foundation,
- Usia mahasiswa penerima beasiswa maksimal 30 tahun pada tahun 2015 ini ,
- Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) S1 minimum 3,0 pada skala 4 atau yang sederajat pada skala lainnya.,
- Memiliki Indeks Prestasi S2 untuk Semester 1 minimum 3,0 pada skala 4 atau yang sederajat pada skala lainnya ,
- Memiliki jiwa kepemimpinan yang ditunjukkan dengan keaktifan dalam suatu organisasi, lembaga, ataupun kegiatan entrepreneurship dan bisa dibuktikan dengan copy kartu anggota, copy SK pengangkatan/penunjukan dll,
- Aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,
- Mahasiswa penerima beasiswa wajib menyelesaikan program S2 maksimal 2 tahun,
- Peserta harus membuat dua essay yang bertemakan leadership dan community development (700-1000 kata/essay).

Noted :
- Seleksi dilakukan dalam dua tahap dan kewenangan penentuan penerima Beasiswa adalah mutlak dari BCF dengan rekomendasi dari pihak Pasca Sarjana
- Tahap 1 adalah seleksi administrasi berdasarkan pendaftaran online yang sudah diisi oleh calon peserta (mohon teliti dan lengkap dalam pengisian online sebelum dikirim),
- Calon penerima beasiswa yang lulus dalam seleksi tahap 1 akan dihubungi pihak BCF dan/atau Pasca Sarjana untuk segera melengkapi dokumen yang dipersyaratkan dan mengirimkannya melalui email
- Tahap 2 dilakukan dengan wawancara jarak jauh melalui media telekomunikasi (Google Hang Out, Skype dll), tanggal dan waktu akan diinformasikan kepada calon penerima beasiswa,
-       Pengumuman penerima beasiswa Bakrie Center Foundation 2015 akan dilakukan oleh masing-masing Program Pasca Sarjana .
- Untuk saat ini program beasiswa dari BCF baru berlaku untuk 11 Universitas Negeri partner kami yakni; Universitas Andalas Padang, Unila Lampung, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Udayana Denpasar Bali, Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Sam Ratulangi Manado dan Universitas Cenderawasih Jayapura Papua.

Syarat di atas adalah syarat yang dibutuhkan saat seleksi beasiswa 2015, dan aka ada update terbaru untuk beasiswa BGF 2016 makanya rajin-rajin lah tengok website Bakri Centre foundation ya….kalian bisa langsung klik link ini 


karena memang beasiswanya belum buka, maka kalian ada kesempatan untuk mempersiapkan diri sambil membaca syarat utama di atas.

Dalam seleksi beasiswa BGF ini ada dua hal yang diperlukan yaitu CV yang baik dan rapih dan tentunya menawan J dan performa yang mempesona saat mengikuti tes wawancara, berikan kemampuan terbaik anda.  

Oh ya, ketika kalian merasa tidak percaya diri dalam melangkah untuk mengikuti beasiswa ini since you don’t meet one of the requirements, jangan ragu ucapkan bismillahirrahmirrahim dan daftarkan diri kamu karena kamu masih memenuhi syarat utama lainnya, biarkan pihak BCF yang menentukan yang penting kita sudah memaksimalkan doa dan usaha. 

Ingat jangan lupa minta doa orang tua. Beasiswa di bawah Telapak Kaki Ibu :)

Semangat dan Selamat Berjuang

Kamis, 24 Maret 2016

KULIAH VS ORGANISASI


Tulisan ini saya dedikasikan buat adik-adik saya yang sebentar lagi masuk perguruan tinggi terkhusus adik-adik saya di Sekolah Putri Darul Istiqamah Maros kelas 12IPA dan 12IPS.. keep it up....

                                                                ***
Menempuh pendidikan S1 adalah hal yang selalu dicita-citakan oleh teman-teman yang baru saja lulus jenjang SMA.  Begitupun dengan saya sendiri ketika lulus SMA langsung memilih universitas dan mendaftarkan diri pada jurusan yang saya minati dengan harapan bisa mendapatkan ilmu yang lebih dalam lagi.
Ketika kelas 2 SMA, saya ada seorang guru yang namanya Ibu Suharni L. beliau adalah guru Bahasa Indonesia dan merangkap sebagai wali kelas saya. Saya sangat senang jika diajar oleh beliau karena tidak hanya memberikan ilmu mengenai mata pelajaran yang diajarkan tetapi juga  memberikan tips dan trik ketika nanti menjalani kehidupan perkuliahan.  Dan saya berharap saya bisa seperti beliau nanti, saya ingin jadi pengajar yang tidak hanya memenuhi kewajibannya sebagai pengajar tetapi bisa memberi motivasi dan semangat serta tips dan trik kepada siswa  mengenai sesuatu hal yang bermanfaat nantinya. 
Ketika itu, guru saya itu memberikan informasi bahwa ketika berkuliah dan menjadi mahasiswa nanti, kita tidak bisa menjadi mahasiswa yang passif, harus menjadi mahasiswa yang aktif mencari informasi baik mengenai subjek yang dipelajari, penambahan soft skill dan juga informasi mengenai beasiswa.  Beliau berkata bahwa ada banyak beasiswa yang ditawarkan di universitas tetapi mengapa banyak mahasiswa yang mengatakan bahwa susah mendapatkan beasiswa di universitas karena mereka tidak mau berusaha untuk mencari. “Mahasiswa yang berkata susah adalah mahasiswa yang malas mencari informasi, kalian sebaiknya sering melihat papan informasi dan memperbanyak koneksi sehingga informasi bisa didapatkan dengan mudah.”  
Saya selalu menanamkan hal tersebut di kepala saya bahwa kita harus pandai-pandai mencari informasi dan tentunya memperbanyak pertemanan sehingga nantinya teman kita bisa menginfokan informasi yang berguna kepada kita. Dan tidak tanggung-tanggung,  karena hal tersebut ketika saya di universitas saya mengikuti beberapa organisasi sekaligus. Oh ya, sebelumnya saya ingin menekankan bahwa tujuan saya masuk beberapa organisasi kampus bukan tanpa pertimbangan tetapi saya ingin menambah soft skill saya dan ingin mengecap ilmu baru contohnya saja waktu zaman S1 saya ikut EBS Campus Radio yang mana dunia broadcast adalah benar-benar dunia baru bagi saya. Dan teman-teman harus tahu bahwa saya bukan tipe mahasiswa yang sangat senang di basecamp radio tanpa lupa mengerjakan tugas dari dosen ya… Bagi saya kuliah nomer 1 dan organisasi tidak boleh menggangu kuliah kan saya masuk universitas untuk kuliah bukan untuk berorganisasi. Maaf ya, banyak sekali teman-teman saya yang saking aktifnya di organisasi mereka melupakan tujuan utama mereka sebagai mahasiswa. Dan sangat salah, jika kita bilang bahwa sulit untuk menyeimbangkan antara kuliah dan oraganisasi. Siapa yang bilang ?. buktinya, saya bisa… saya bisa memegang posisi inti dalam organisasi dan kuliah saya juga jalan kok (gerakkk..jalan)… dan Alhamdulillah lulusnya juga cuma 3 tahun lebih dan cum laude (maaf beribu maaf ya bukan bermaksud untuk sombong tetapi hanya ingin memotivasi, sebenarnya kalimat di atas tidak mau saya tulis tetapi jika satu kalimat bisa memotivasi banyak orang Alhamdulillah luar biasa dan lagi pula diluaran sana sudah banyak anak indonesia yang malah selesai sarjana cuma 2 tahun, keren ya,...di luar negeri maksudnya)… sebagai tambahan, saya tidak hanya aktif berorganisasi tetapi juga mengikuti berbagai kompetisi dari tingkat univeristas sampai nasional. Ada yang gagal, ada yang goal (ala-ala soccer)  hehhe....Saya rasa, saya hanya beruntung namun yang mesti diingat bahwa peluang itu mesti diciptakan bukan menunggu ya...
                                                            ***
Maaf ya, saya ini aliran tengah-tengah, jadi saya tidak senang dengan mahasiswa yang hanya kuliah saja… atau biasa disebut 3K (Kuliah, Kos, Kampung) namun saya bukan juga termasuk dalam aliran yang mendewa-dewakan organisasi seolah-olah kita sudah tidak mau kuliah tetapi mau organisasi saja… ehhh…. Harus dilihat lagi tujuan utama anda masuk universitas apa sih… ? mau kuliah atau organisasi ? jadi mungkin niatnya bisa dievaluasi kembali… kasian kan disekolahkan oleh orang tua tetapi ternyata kita tidak masuk kuliah tetapi hanya tongkrongin organisasi saja….
Oh ya, banyak juga adek-adek saya, yang saya ketahui agar aman dan tidak terseret dalam arus “anak organisasi” , mereka lebih memilih menjadi aliran 3K yang fokusnya hanya belajar dan belajar. Menurut saya itu tidak salah, tetapi zaman telah berubah… dulu  kata orang tua saya, orang pintar itu dicari dan bisa mendapatkan beasiswa dengan mudah namun zaman sekarang berbeda. Banyak teman saya yang gugur dalam seleksi beasiswa karena tidak memiliki pengalaman organisasi dan sebaliknya banyak teman saya yang nilai akademik nya pas-pasan (pas dengan criteria minimum pemberi beasiswa) tetapi bisa menjadi penerima beasiswa bergengsi…setelah saya telaah lebih dalam memang bukan hanya sekedar potensi akademik yang menjadi syarat utama tetapi soft skill dan pengalaman berorganisasi menjadi criteria penentu keberhasilan mendapatkan beasiswa. Dalam hal ini pintar saja tidak cukup tetapi perlu hal lain yang bisa menjadi pendukung. Logikanya, jika peserta tes memliki potensi akademik yang rata-rata sama, tentu saja pemberi beasiswa tidak akan memberikan beasiswa itu kepada seseorang yang hanya memiliki satu kemampuan tertentu  jika pesaingnya ada yang  memiliki  dua atau bahkan lebih.
Saya jadi paham dengan nasehat yang diberikan oleh guru saya ketika itu, tentu sangat benar bahwa informasi dan soft skill yang dimiliki sangat memudahkan saya untuk mendapatkan berbagai beasiswa. Oh ya, saya bilang berbagai beasiswa, karena ketika S1 saya tidak hanya menerima 1 jenis beasiswa tetapi saya menerima 3 jenis beasiswa. Dua beasiswa dari luar dan satu  beasiswa dari dalam kampus. Beasiswa tersebut adalah Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA),  Van Deventer Maas Stichting (VDMS) Netherland dan Beasiswa Belajat Bersama Bang AFIM PPI Montpilier France (sudah saya post infonya di  blog saya ini). Kalian bisa searching di google untuk mengetahu ketiga beasiswa tersebut. Dua beasiswa terakhir merupakan beasiswa luar kampus yang mana memiliki kesulitan tersendiri dalam proses mendapatkan beasiswa tersebut. Dan ini dia dua contoh beasiswa yang tidak hanya membutuhkan kemampuan akademik semata tetapi juga melihat pengalaman berorganisasi, volunteer dan juga soft skill yang kita miliki dan hal tersebut semacam hal yang menjadi penilaian oleh pemberi beasiswa karena mereka menggali hal tersebut ketika tes wawancara berlangsung. Jadi kalau kita punya itu semua, tentu dengan mudah kita bisa bicara banyak ketika ditanya tetapi jika tidak, maka kita akan hanya diam setelah menjawab dengan dua kata yaitu “TIDAK ADA” .
Dari tulisan ini saya cuma ingin memberikan gambaran kepada adek-adek sekalian bahwa menjadi mahasiswa dengan potensi akademik yang baik dan menjadi mahasiswa dengan soft skill dan kemampuan beroganisasi yang menawan sama pentingnya. Bukan hanya untuk mendapatkan beasiswa tetapi bisa diterapkan ketika kita sudah menjadi sarjana, bekerja atau bahkan memimpin perusahaan sendiri. Kedua hal tersebut akan sangat berguna… Trust me… It works…
            Semoga tulisan ini bisa sedikit menginspirasi teman-teman sekalian untuk lebih lihai melihat peluang dan tidak bermasa bodoh dengan keadaan. Jangan mengucapkan kata susah ketika belum mencoba. Buat adek-adek yang sebentar lagi masuk ke universitas semoga tulisan ini bisa bermanfaat.
Terima Kasih