Tulisan ini saya dedikasikan buat adik-adik saya yang sebentar lagi masuk perguruan tinggi terkhusus adik-adik saya di Sekolah Putri Darul Istiqamah Maros kelas 12IPA dan 12IPS.. keep it up....
***
Menempuh pendidikan S1 adalah hal yang selalu dicita-citakan oleh teman-teman yang baru saja lulus jenjang SMA. Begitupun dengan saya sendiri ketika lulus SMA langsung memilih universitas dan mendaftarkan diri pada jurusan yang saya minati dengan harapan bisa mendapatkan ilmu yang lebih dalam lagi.
***
Menempuh pendidikan S1 adalah hal yang selalu dicita-citakan oleh teman-teman yang baru saja lulus jenjang SMA. Begitupun dengan saya sendiri ketika lulus SMA langsung memilih universitas dan mendaftarkan diri pada jurusan yang saya minati dengan harapan bisa mendapatkan ilmu yang lebih dalam lagi.
Ketika
kelas 2 SMA, saya ada seorang guru yang namanya Ibu Suharni L. beliau adalah
guru Bahasa Indonesia dan merangkap sebagai wali kelas saya. Saya sangat senang
jika diajar oleh beliau karena tidak hanya memberikan ilmu mengenai mata
pelajaran yang diajarkan tetapi juga
memberikan tips dan trik ketika nanti menjalani kehidupan perkuliahan. Dan saya berharap saya bisa seperti beliau
nanti, saya ingin jadi pengajar yang tidak hanya memenuhi kewajibannya sebagai
pengajar tetapi bisa memberi motivasi dan semangat serta tips dan trik kepada
siswa mengenai sesuatu hal yang
bermanfaat nantinya.
Ketika
itu, guru saya itu memberikan informasi bahwa ketika berkuliah dan menjadi
mahasiswa nanti, kita tidak bisa menjadi mahasiswa yang passif, harus menjadi
mahasiswa yang aktif mencari informasi baik mengenai subjek yang dipelajari, penambahan
soft skill dan juga informasi mengenai beasiswa. Beliau berkata bahwa ada banyak beasiswa yang
ditawarkan di universitas tetapi mengapa banyak mahasiswa yang mengatakan bahwa
susah mendapatkan beasiswa di universitas karena mereka tidak mau berusaha
untuk mencari. “Mahasiswa yang berkata susah adalah mahasiswa yang malas
mencari informasi, kalian sebaiknya sering melihat papan informasi dan memperbanyak
koneksi sehingga informasi bisa didapatkan dengan mudah.”
Saya
selalu menanamkan hal tersebut di kepala saya bahwa kita harus pandai-pandai
mencari informasi dan tentunya memperbanyak pertemanan sehingga nantinya teman
kita bisa menginfokan informasi yang berguna kepada kita. Dan tidak
tanggung-tanggung, karena hal tersebut
ketika saya di universitas saya mengikuti beberapa organisasi sekaligus. Oh ya,
sebelumnya saya ingin menekankan bahwa tujuan saya masuk beberapa organisasi
kampus bukan tanpa pertimbangan tetapi saya ingin menambah soft skill saya dan
ingin mengecap ilmu baru contohnya saja waktu zaman S1 saya ikut EBS Campus
Radio yang mana dunia broadcast adalah benar-benar dunia baru bagi saya. Dan teman-teman
harus tahu bahwa saya bukan tipe mahasiswa yang sangat senang di basecamp radio
tanpa lupa mengerjakan tugas dari dosen ya… Bagi saya kuliah nomer 1 dan
organisasi tidak boleh menggangu kuliah kan saya masuk universitas untuk kuliah
bukan untuk berorganisasi. Maaf ya, banyak sekali teman-teman saya yang saking aktifnya
di organisasi mereka melupakan tujuan utama mereka sebagai mahasiswa. Dan sangat
salah, jika kita bilang bahwa sulit untuk menyeimbangkan antara kuliah dan
oraganisasi. Siapa yang bilang ?. buktinya, saya bisa… saya bisa memegang
posisi inti dalam organisasi dan kuliah saya juga jalan kok (gerakkk..jalan)… dan Alhamdulillah lulusnya
juga cuma 3 tahun lebih dan cum laude (maaf beribu maaf ya bukan bermaksud untuk
sombong tetapi hanya ingin memotivasi, sebenarnya kalimat di atas tidak mau saya tulis tetapi jika satu kalimat bisa memotivasi banyak orang Alhamdulillah luar biasa dan lagi pula diluaran sana sudah banyak anak indonesia yang malah selesai sarjana cuma 2 tahun, keren ya,...di luar negeri maksudnya)… sebagai tambahan, saya tidak hanya
aktif berorganisasi tetapi juga mengikuti berbagai kompetisi dari tingkat
univeristas sampai nasional. Ada yang gagal, ada yang goal (ala-ala soccer) hehhe....Saya rasa, saya hanya beruntung namun yang mesti diingat bahwa peluang itu mesti diciptakan bukan menunggu ya...
***
Maaf
ya, saya ini aliran tengah-tengah, jadi saya tidak senang dengan mahasiswa yang
hanya kuliah saja… atau biasa disebut 3K (Kuliah, Kos, Kampung) namun saya
bukan juga termasuk dalam aliran yang mendewa-dewakan organisasi seolah-olah
kita sudah tidak mau kuliah tetapi mau organisasi saja… ehhh…. Harus dilihat
lagi tujuan utama anda masuk universitas apa sih… ? mau kuliah atau organisasi
? jadi mungkin niatnya bisa dievaluasi kembali… kasian kan disekolahkan oleh
orang tua tetapi ternyata kita tidak masuk kuliah tetapi hanya tongkrongin
organisasi saja….
Oh
ya, banyak juga adek-adek saya, yang saya ketahui agar aman dan tidak terseret
dalam arus “anak organisasi” , mereka lebih memilih menjadi aliran 3K yang
fokusnya hanya belajar dan belajar. Menurut saya itu tidak salah, tetapi zaman
telah berubah… dulu kata orang tua saya,
orang pintar itu dicari dan bisa mendapatkan beasiswa dengan mudah namun zaman
sekarang berbeda. Banyak teman saya yang gugur dalam seleksi beasiswa karena tidak
memiliki pengalaman organisasi dan sebaliknya banyak teman saya yang nilai
akademik nya pas-pasan (pas dengan criteria minimum pemberi beasiswa) tetapi
bisa menjadi penerima beasiswa bergengsi…setelah saya telaah lebih dalam memang
bukan hanya sekedar potensi akademik yang menjadi syarat utama tetapi soft
skill dan pengalaman berorganisasi menjadi criteria penentu keberhasilan
mendapatkan beasiswa. Dalam hal ini pintar saja tidak cukup tetapi perlu hal
lain yang bisa menjadi pendukung. Logikanya, jika peserta tes memliki potensi
akademik yang rata-rata sama, tentu saja pemberi beasiswa tidak akan memberikan
beasiswa itu kepada seseorang yang hanya memiliki satu kemampuan tertentu jika pesaingnya ada yang memiliki
dua atau bahkan lebih.
Saya
jadi paham dengan nasehat yang diberikan oleh guru saya ketika itu, tentu
sangat benar bahwa informasi dan soft skill yang dimiliki sangat memudahkan
saya untuk mendapatkan berbagai beasiswa. Oh ya, saya bilang berbagai beasiswa,
karena ketika S1 saya tidak hanya menerima 1 jenis beasiswa tetapi saya
menerima 3 jenis beasiswa. Dua beasiswa dari luar dan satu beasiswa dari dalam kampus. Beasiswa tersebut
adalah Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Van Deventer Maas Stichting (VDMS) Netherland dan
Beasiswa Belajat Bersama Bang AFIM PPI Montpilier France (sudah saya post
infonya di blog saya ini). Kalian bisa
searching di google untuk mengetahu ketiga beasiswa tersebut. Dua beasiswa terakhir
merupakan beasiswa luar kampus yang mana memiliki kesulitan tersendiri dalam
proses mendapatkan beasiswa tersebut. Dan ini dia dua contoh beasiswa yang
tidak hanya membutuhkan kemampuan akademik semata tetapi juga melihat
pengalaman berorganisasi, volunteer dan juga soft skill yang kita miliki dan
hal tersebut semacam hal yang menjadi penilaian oleh pemberi beasiswa karena
mereka menggali hal tersebut ketika tes wawancara berlangsung. Jadi kalau kita
punya itu semua, tentu dengan mudah kita bisa bicara banyak ketika ditanya
tetapi jika tidak, maka kita akan hanya diam setelah menjawab dengan dua kata yaitu
“TIDAK ADA” .
Dari
tulisan ini saya cuma ingin memberikan gambaran kepada adek-adek sekalian bahwa
menjadi mahasiswa dengan potensi akademik yang baik dan menjadi mahasiswa
dengan soft skill dan kemampuan beroganisasi yang menawan sama pentingnya. Bukan
hanya untuk mendapatkan beasiswa tetapi bisa diterapkan ketika kita sudah
menjadi sarjana, bekerja atau bahkan memimpin perusahaan sendiri. Kedua hal
tersebut akan sangat berguna… Trust me…
It works…
Semoga
tulisan ini bisa sedikit menginspirasi teman-teman sekalian untuk lebih lihai
melihat peluang dan tidak bermasa bodoh dengan keadaan. Jangan mengucapkan kata
susah ketika belum mencoba. Buat adek-adek yang sebentar lagi masuk ke
universitas semoga tulisan ini bisa bermanfaat.
Terima
Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar